Simpul Iman Ketiga : Iman Kepada Kitabillah

Iman kepada Kitabillah, atau keimanan kepada kitab-kitab Allah, adalah salah satu dari enam rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim. Ustadz Adi Hidayat dalam berbagai ceramahnya menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang konsep ini, bukan hanya sebagai keyakinan semata, tetapi sebagai pedoman hidup yang harus diamalkan. Iman kepada Kitabillah mencakup kepercayaan terhadap seluruh kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi-Nya, di antaranya adalah Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an.

Pengertian Iman kepada Kitabillah

Iman kepada Kitabillah berarti mempercayai dan meyakini sepenuhnya bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab sebagai petunjuk bagi manusia melalui para rasul-Nya. Kitab-kitab tersebut adalah wahyu Allah yang berisi hukum-hukum, perintah, larangan, dan pedoman hidup yang harus dijalankan oleh umat manusia. QS. Al-Baqarah (2:136) menegaskan:

“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”

Ayat ini menekankan bahwa iman kepada kitab-kitab Allah bukan hanya terbatas pada Al-Qur’an, tetapi juga mencakup kitab-kitab lainnya yang diturunkan sebelum Al-Qur’an.

Kitab-Kitab Allah yang Diturunkan

Ada empat kitab utama yang disebutkan dalam ajaran Islam, yaitu:

  1. Taurat: Diturunkan kepada Nabi Musa AS untuk menjadi pedoman bagi Bani Israel. Taurat berisi hukum-hukum dan syariat yang ditetapkan oleh Allah bagi umat Nabi Musa.
  2. Zabur: Diturunkan kepada Nabi Daud AS. Kitab Zabur lebih berfokus pada doa, pujian, dan nasehat yang bertujuan untuk menyejukkan hati manusia.
  3. Injil: Diturunkan kepada Nabi Isa AS sebagai petunjuk bagi Bani Israel. Injil berisi ajaran-ajaran moral yang tinggi dan menekankan cinta kasih serta kesederhanaan.
  4. Al-Qur’an: Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kitab terakhir yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an berlaku untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Baca Juga:  Empat Jenis Kebahagiaan dalam Kehidupan Manusia

Pentingnya Iman kepada Al-Qur’an

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa Al-Qur’an bukan hanya kitab suci yang berisi ayat-ayat yang harus dibaca, tetapi juga merupakan pedoman hidup yang harus dipahami, dihayati, dan diamalkan. Al-Qur’an adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra’ (17:9):

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”

Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk beriman sepenuhnya kepada Al-Qur’an, mengamalkan isinya, dan menjadikannya sumber hukum dalam setiap aspek kehidupan. Al-Qur’an memberikan petunjuk yang jelas tentang ibadah, muamalah, akhlak, hingga bagaimana seorang Muslim harus berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungannya.

Kewajiban Mengimani Kitab-Kitab Sebelum Al-Qur’an

Meskipun Al-Qur’an adalah kitab terakhir dan penyempurna, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa sebagai Muslim, kita tetap diwajibkan untuk beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa’ (4:136):

“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”

Ayat ini mempertegas bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah harus bersifat menyeluruh, mencakup semua kitab yang telah diturunkan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Kitab-kitab tersebut membawa ajaran yang benar pada masanya, namun sebagian telah mengalami penyimpangan oleh tangan-tangan manusia. Oleh karena itu, Al-Qur’an datang untuk mengembalikan ajaran yang murni dan menjadi panduan final bagi umat manusia.

Baca Juga:  35 Amal Pelebur Dosa #32: Duduk di Majelis Dzikir

Hubungan Iman kepada Kitabillah dengan Rukun Iman Lainnya

Iman kepada Kitabillah tidak dapat dipisahkan dari iman kepada Allah, malaikat, rasul, hari kiamat, dan qadha dan qadar. Setiap rukun iman saling berkaitan dan memperkuat satu sama lain. Ustadz Adi Hidayat sering menekankan bahwa keimanan seseorang tidak akan sempurna jika tidak meyakini salah satu dari rukun iman tersebut.

Keimanan kepada kitab-kitab Allah akan menguatkan iman kepada rasul, karena para rasul diutus untuk menyampaikan wahyu Allah yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut. Demikian pula, keimanan kepada hari kiamat mengharuskan seseorang untuk percaya bahwa segala amalan yang diperintahkan dalam kitab Allah akan diperhitungkan pada hari kiamat.

Hikmah Iman kepada Kitabillah

Iman kepada Kitabillah membawa banyak hikmah dan manfaat dalam kehidupan seorang Muslim, di antaranya:

  1. Mendapatkan Petunjuk: Kitab-kitab Allah adalah sumber petunjuk bagi manusia untuk mengenal Allah, beribadah dengan benar, dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
  2. Menguatkan Akidah: Keimanan kepada kitab-kitab Allah akan memperkuat akidah dan keyakinan bahwa hanya Allah yang memiliki otoritas penuh untuk menentukan hukum bagi umat manusia.
  3. Menjaga dari Kesalahan: Dengan mengimani kitab Allah, kita akan terhindar dari penyimpangan dan kesalahan dalam memahami ajaran agama. Al-Qur’an sebagai kitab terakhir akan meluruskan segala penyimpangan yang ada.
  4. Mendapatkan Pahala: Setiap Muslim yang membaca, mempelajari, dan mengamalkan isi kitab Allah akan mendapatkan pahala yang besar dan keberkahan dalam hidup.

Kesimpulan

Iman kepada Kitabillah adalah rukun iman yang sangat penting dalam ajaran Islam. Melalui pemahaman yang benar tentang kitab-kitab Allah, termasuk Al-Qur’an sebagai kitab terakhir dan penyempurna, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan terarah. Ustadz Adi Hidayat selalu menekankan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam beribadah, bermuamalah, maupun berakhlak.

Baca Juga:  Hasad Itu Sakit Hati dan Kesedihan yang Dalam

Dengan beriman kepada kitab-kitab Allah, seorang Muslim akan semakin dekat dengan Allah SWT dan mendapatkan petunjuk yang lurus dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya memperkuat iman kepada Kitabillah dan selalu berusaha untuk memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.