Rezeki Itu Terbagi Menjadi Dua

Rezeki merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam ajaran Islam. Allah SWT telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk-Nya, dan pemahaman yang benar tentang rezeki akan memberikan ketenangan dan keyakinan dalam menjalani hidup. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri dalam ceramahnya menjelaskan bahwa rezeki terbagi menjadi dua, dan pemahaman ini penting untuk kita ketahui agar bisa bersikap bijak dalam menerima dan mensyukuri rezeki yang Allah berikan. Artikel ini akan membahas pandangan Islam tentang rezeki, jenis-jenis rezeki, dan bagaimana kita seharusnya bersikap berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.

Pengertian Rezeki dalam Islam

Rezeki yang Dijamin oleh Allah

Allah SWT menjamin rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya, termasuk manusia.

Rezeki dalam Bentuk yang Beragam

Rezeki tidak selalu berbentuk materi atau harta benda. Rezeki bisa berupa kesehatan, ilmu, keluarga yang harmonis, dan lain-lain. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang diberi kebaikan oleh Allah, maka Allah memberinya pemahaman dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pemahaman dalam agama juga merupakan bentuk rezeki yang sangat berharga.

Baca Juga:  Rencana Allah SWT pasti Terbaik

Rezeki Terbagi Menjadi Dua

Rezeki yang Dicari (Kasbi)

Rezeki yang dicari adalah rezeki yang kita peroleh melalui usaha dan kerja keras. Allah SWT memerintahkan kita untuk berusaha dalam mencari rezeki. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Ustadz Muhammad Nurul Dzikri menjelaskan bahwa usaha dan kerja keras kita dalam mencari rezeki harus dilakukan dengan cara yang halal dan sesuai dengan syariat Islam.

Rezeki yang Datang Tanpa Dicurahkan Usaha (Mauhub)

Rezeki yang datang tanpa dicurahkan usaha adalah rezeki yang Allah berikan secara langsung tanpa kita harus mencarinya. Ini termasuk karunia yang Allah berikan sebagai bentuk kasih sayang-Nya. Allah berfirman:

“Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al-Baqarah: 212)

Rezeki ini bisa datang dalam bentuk pertolongan yang tiba-tiba, bantuan dari orang lain, atau kemudahan dalam berbagai urusan.

Sikap Muslim terhadap Rezeki

Syukur dan Qana’ah

Syukur dan qana’ah (puas dengan apa yang diberikan) adalah dua sikap yang harus dimiliki seorang Muslim dalam menerima rezeki. Rasulullah SAW bersabda:

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih layak bagimu agar tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan bersyukur dan merasa puas dengan apa yang kita miliki, kita akan lebih tenang dan tidak terus-menerus merasa kurang.

Berusaha dan Bertawakal

Selain berusaha, seorang Muslim juga harus bertawakal kepada Allah. Setelah berusaha sebaik mungkin, serahkan hasilnya kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung yang keluar pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)

Tawakal bukan berarti pasif, tetapi usaha maksimal yang diiringi dengan keyakinan bahwa Allah yang menentukan hasilnya.

Baca Juga:  Ciri Orang yang Memiliki Tanda Kenikmatan Iman

Pelajaran dari Ceramah Ustadz Muhammad Nurul Dzikri

Pentingnya Memahami Jenis-jenis Rezeki

Ustadz Muhammad Nurul Dzikri menekankan pentingnya memahami bahwa rezeki tidak hanya berupa harta benda. Dengan memahami hal ini, kita akan lebih bersyukur dan tidak iri terhadap rezeki orang lain. Setiap orang memiliki porsi rezekinya masing-masing yang telah ditetapkan oleh Allah.

Menghadapi Rezeki dengan Bijak

Beliau juga menjelaskan pentingnya menghadapi rezeki dengan bijak. Ketika mendapatkan rezeki, kita harus menggunakannya dengan cara yang baik dan bermanfaat. Jangan sampai rezeki yang kita dapatkan justru membuat kita jauh dari Allah.

Mendidik Diri untuk Selalu Bersyukur

Selalu bersyukur adalah kunci utama dalam menghadapi rezeki. Ustadz Muhammad Nurul Dzikri menekankan bahwa dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat-Nya kepada kita. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Rezeki adalah bagian penting dalam kehidupan setiap manusia dan terbagi menjadi dua, yaitu rezeki yang dicari dan rezeki yang datang tanpa dicurahkan usaha. Pemahaman yang benar tentang rezeki akan membantu kita untuk lebih bersyukur dan tidak mudah iri terhadap rezeki orang lain. Sebagai Muslim, kita harus selalu berusaha mencari rezeki dengan cara yang halal, bersyukur atas apa yang telah diberikan, dan bertawakal kepada Allah. Dengan demikian, kita akan menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.