Jangan Fasilitasi Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang merupakan fenomena yang semakin marak di tengah masyarakat modern. Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pedoman yang jelas mengenai bagaimana seorang muslim harus bersikap terhadap perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan moral. Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya peran umat Islam untuk tidak memfasilitasi atau mendukung tindakan yang melanggar syariat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Artikel ini akan membahas pesan penting dari Ustadz Adi Hidayat, dilengkapi dengan dalil dari Al-Qur’an dan Hadis, tentang bagaimana umat Islam seharusnya bersikap terhadap perilaku menyimpang.


1. Perilaku Menyimpang dalam Islam

Islam memandang bahwa setiap perilaku yang melanggar aturan syariat, seperti perbuatan dosa besar, termasuk dalam kategori perilaku menyimpang. Allah SWT berfirman:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

Ayat ini menjadi dasar larangan bagi umat Islam untuk ikut serta atau mendukung tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama.

a. Definisi Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah tindakan yang melanggar norma agama, seperti berbohong, mencuri, atau melakukan hubungan yang dilarang. Semua bentuk perbuatan ini tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga masyarakat.

b. Akibat Perilaku Menyimpang

Dalam Al-Qur’an, Allah memberikan contoh kaum terdahulu yang dihancurkan karena perilaku menyimpang, seperti kaum Nabi Luth yang dihukum dengan azab pedih karena perbuatan mereka yang melampaui batas (QS. Hud: 82-83).

Baca Juga:  35 Amal Pelebur Dosa #2: Bertakwa Kepada Allah

2. Larangan Memfasilitasi Perilaku Menyimpang

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa memfasilitasi perilaku menyimpang, baik secara langsung maupun tidak langsung, sama halnya dengan ikut serta dalam dosa tersebut. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu keburukan, maka ia akan mendapatkan dosa seperti orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)

a. Bentuk Memfasilitasi Perilaku Menyimpang

  1. Mendukung secara langsung
    Memberikan bantuan materi atau sarana untuk tindakan yang dilarang agama, seperti menyediakan tempat atau dana untuk perbuatan maksiat.
  2. Membiarkan atau tidak menegur
    Tidak memberikan teguran kepada orang yang melakukan keburukan juga termasuk bentuk dukungan pasif. Hal ini bertentangan dengan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.

b. Dampak Memfasilitasi Perilaku Menyimpang

  1. Dosa yang Berlipat Ganda
    Orang yang memfasilitasi akan mendapatkan dosa dari perbuatannya sendiri serta dosa orang yang melakukan tindakan tersebut.
  2. Merusak Tatanan Sosial
    Memfasilitasi perilaku menyimpang dapat menormalisasi tindakan tersebut di masyarakat, sehingga merusak moral generasi mendatang.

3. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)

a. Cara Melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

  1. Dengan Lisan
    Memberikan nasihat dan mengingatkan secara bijak kepada pelaku perilaku menyimpang. Rasulullah SAW bersabda:

    “Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

  2. Dengan Sikap
    Menjauhi dan tidak memberikan ruang untuk perilaku menyimpang berkembang di lingkungan sekitar.
  3. Dengan Doa
    Berdoa kepada Allah agar pelaku diberikan hidayah dan meninggalkan perbuatan yang salah.
Baca Juga:  Kurikulum Penguatan Iman

4. Pentingnya Bersikap Tegas

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa ketegasan dalam menolak perilaku menyimpang adalah bentuk cinta kepada kebenaran dan upaya menjaga kesucian agama. Ketegasan ini tidak berarti bersikap kasar, tetapi dilakukan dengan hikmah, seperti yang diajarkan dalam Al-Qur’an:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)

a. Ketegasan dengan Hikmah

Menghindari perilaku menyimpang tanpa merendahkan pelakunya, melainkan dengan menunjukkan jalan kebenaran.

b. Menjaga Keutuhan Masyarakat

Dengan menolak perilaku menyimpang, umat Islam turut menjaga keutuhan dan keharmonisan sosial.


5. Solusi untuk Menghindari Perilaku Menyimpang

  1. Perkuat Keimanan
    Memperdalam ilmu agama dan memperkuat hubungan dengan Allah melalui shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.
  2. Pilih Lingkungan yang Baik
    Lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Rasulullah SAW bersabda:

    “Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Dawud)

  3. Tingkatkan Kesadaran dalam Masyarakat
    Mengadakan kajian agama dan diskusi untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya perilaku menyimpang.

Pesan Ustadz Adi Hidayat untuk tidak memfasilitasi perilaku menyimpang adalah peringatan penting bagi umat Islam agar senantiasa menjaga diri dan masyarakat dari hal-hal yang merusak. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu mendukung kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan cara yang bijak dan penuh hikmah. Dengan mengikuti pedoman ini, umat Islam dapat membangun masyarakat yang bermoral dan diridhai oleh Allah SWT.