I’tidal: Sifat Shalat Nabi Muhammad SAW

Pengantar gerakan I’tidal

I’tidal adalah gerakan bangkit dari ruku’ menuju berdiri tegak dalam shalat. Gerakan ini dilakukan dengan penuh ketenangan dan kekhusyukan, sesuai dengan contoh yang diberikan oleh Rasulullah SAW. I’tidal merupakan salah satu rukun shalat yang harus dilakukan dengan benar untuk kesempurnaan shalat.

Dasar I’tidal dalam Al-Quran

Meskipun secara spesifik Al-Quran tidak menyebutkan i’tidal, namun ayat-ayat yang menekankan kekhusyukan dan ketertiban dalam shalat mencakup i’tidal sebagai bagian dari rangkaian gerakan shalat. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 238:

“Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.”

Ayat ini mengingatkan kita untuk menjaga kekhusyukan dalam setiap gerakan shalat, termasuk i’tidal.

Hadits tentang I’tidal

Rasulullah SAW memberikan contoh yang sangat jelas tentang bagaimana melakukan i’tidal. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau bersabda:

“Jika kamu bangkit dari ruku’, maka tegakkanlah punggungmu dan sampai tiap tulang kembali ke tempatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menekankan pentingnya meluruskan punggung dan memastikan setiap tulang kembali ke tempatnya saat i’tidal, menandakan ketenangan dan kekhusyukan.

Tata Cara I’tidal Sesuai Sifat Shalat Nabi

Berikut adalah tata cara i’tidal sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW:

  1. Bangkit dari Ruku’: Setelah membaca tasbih dalam ruku’, bangkitlah dengan mengucapkan “Sami’Allahu liman hamidah” yang berarti “Allah mendengar orang yang memuji-Nya”.
  2. Berdiri Tegak: Berdirilah dengan tegak, pastikan punggung lurus dan setiap tulang kembali ke posisi semula.
  3. Mengucapkan Doa I’tidal: Dalam posisi berdiri tegak, ucapkanlah doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Baca Juga:  Waktu Terbaik untuk Shalat Dhuha

Doa I’tidal: “Rabbana wa Lakal Hamd”

Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk dibaca saat i’tidal adalah:

“Rabbana wa lakal hamd, hamdan katsiran thayyiban mubarakan fih” yang berarti “Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian, pujian yang banyak, baik, dan penuh berkah.”

Doa ini merupakan bentuk penghormatan dan pujian kepada Allah SWT, menandakan rasa syukur atas nikmat-Nya yang melimpah.

Keutamaan Membaca Doa I’tidal

Membaca doa i’tidal memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:

  1. Mendapatkan Pahala yang Besar: Setiap pujian kepada Allah SWT akan mendatangkan pahala yang besar dan berlipat ganda.
  2. Meningkatkan Kekhusyukan: Doa i’tidal membantu meningkatkan kekhusyukan dalam shalat, mengingatkan kita untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT.
  3. Memperkuat Hubungan dengan Allah: Membaca doa ini dengan penuh penghayatan memperkuat hubungan spiritual kita dengan Allah SWT.

Hikmah I’tidal dalam Shalat

I’tidal mengandung banyak hikmah yang bermanfaat bagi kehidupan spiritual seorang muslim:

  1. Melatih Kesabaran dan Ketenangan: I’tidal yang dilakukan dengan tenang melatih kesabaran dan ketenangan dalam beribadah.
  2. Menjaga Keseimbangan Tubuh: Gerakan i’tidal yang benar membantu menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh.
  3. Meningkatkan Konsentrasi: I’tidal mengajarkan kita untuk tetap fokus dan konsentrasi dalam setiap gerakan shalat.

Kesalahan Umum dalam I’tidal

Ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat i’tidal, antara lain:

  1. Tidak Berdiri Tegak: Beberapa orang langsung bergerak ke sujud tanpa berdiri tegak terlebih dahulu, padahal i’tidal harus dilakukan dengan sempurna.
  2. Tidak Mengucapkan Doa I’tidal: Mengabaikan doa i’tidal atau mengucapkannya dengan terburu-buru dapat mengurangi kekhusyukan dan kesempurnaan shalat.
  3. Bergegas ke Gerakan Berikutnya: Tidak memberikan cukup waktu untuk i’tidal, langsung bergegas ke sujud tanpa ketenangan yang cukup.
Baca Juga:  Ketentuan untuk Jamak & Qashar Sholat

Meneladani Rasulullah SAW dalam I’tidal

Meneladani Rasulullah SAW dalam setiap gerakan shalat, termasuk i’tidal, adalah penting untuk mencapai kesempurnaan ibadah. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam menjalankan shalat dengan penuh kekhusyukan dan ketenangan. Mengikuti tata cara i’tidal yang diajarkan oleh beliau membantu kita untuk memperoleh kekhusyukan dan kesempurnaan dalam shalat.

I’tidal adalah salah satu rukun shalat yang memiliki banyak hikmah dan keutamaan. Meneladani cara Rasulullah SAW dalam melakukan i’tidal membantu kita untuk mencapai kekhusyukan dan kesempurnaan dalam shalat. Semoga kita semua dapat terus memperbaiki kualitas shalat kita dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Aamiin.