Amalan Tertolaknya Adzab Allah : #5 Amar Ma’ruf & Nahi Munkar

Dalam Islam, amar ma’ruf nahi munkar adalah salah satu prinsip dasar yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Amar ma’ruf berarti memerintahkan atau mendorong kepada kebaikan, sedangkan nahi munkar berarti mencegah atau melarang dari kemungkaran atau keburukan. Konsep ini bukan hanya merupakan tugas bagi individu, tetapi juga menjadi kewajiban kolektif yang harus ditegakkan dalam sebuah komunitas Muslim. Artikel ini juga sebagai lanjutkan dari pembahasan tentang Amalan yang Menyebabkan Tertolaknya Adzab Allah Ta’ala karya ‘Abdul ‘Aziz Al-Musyaiqih.

Pentingnya Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar dalam Islam

Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah perintah Allah yang jelas dalam Al-Qur’an. Dalam Surah Al-Imran ayat 104, Allah berfirman:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Ayat ini menunjukkan bahwa keberuntungan dalam hidup, baik di dunia maupun akhirat, salah satunya dapat diraih melalui penerapan amar ma’ruf nahi munkar. Umat Islam dituntut untuk aktif dalam mendorong kebaikan dan menolak keburukan di sekitarnya. Tidak hanya sekadar kewajiban, amar ma’ruf nahi munkar juga merupakan cara untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam masyarakat.

Amar Ma’ruf Nahi Munkar sebagai Penolak Adzab

Ustadz Khalid Basalamah dalam ceramahnya sering menekankan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar sebagai salah satu cara untuk menolak adzab Allah Ta’ala. Ketika sebuah masyarakat aktif dalam menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka Allah akan menurunkan berkah-Nya dan menahan adzab yang seharusnya ditimpakan kepada mereka. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian harus memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, atau Allah akan menurunkan hukuman atas kalian, kemudian kalian berdoa kepada-Nya namun doa kalian tidak dikabulkan.”

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya amar ma’ruf nahi munkar sebagai penolak adzab. Tanpa adanya upaya untuk menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka adzab Allah bisa datang kapan saja, dan doa serta permohonan ampunan kita mungkin tidak akan dikabulkan.

Baca Juga:  Pentingnya Skill Diam dalam Islam

Implementasi Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk bisa menjadi penolak adzab, amar ma’ruf nahi munkar harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa cara implementasi amar ma’ruf nahi munkar:

  1. Menegakkan Kebenaran: Seorang Muslim harus berani menyampaikan kebenaran, meskipun itu pahit atau berisiko. Ini bisa dilakukan dalam lingkup keluarga, teman, maupun komunitas.
  2. Menghindari Kemungkaran: Selain mendorong kebaikan, seorang Muslim juga harus aktif mencegah kemungkaran yang terjadi di sekitarnya. Ini bisa dilakukan dengan memberi nasihat, atau bahkan melaporkan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
  3. Memberi Contoh yang Baik: Amar ma’ruf nahi munkar tidak selalu harus dilakukan dengan kata-kata. Memberikan contoh perbuatan yang baik juga merupakan bentuk amar ma’ruf, sementara menghindari perbuatan dosa adalah bentuk nahi munkar.

Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar dalam Al-Qur’an dan Hadis

Allah SWT mengingatkan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadis. Dalam Surah Al-Hajj ayat 41, Allah berfirman:

“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”

Ayat ini menegaskan bahwa menegakkan amar ma’ruf nahi munkar adalah salah satu ciri dari hamba-hamba Allah yang mendapatkan kekuasaan dan kedudukan di bumi. Mereka bukan hanya menjaga ibadah pribadi, tetapi juga memastikan bahwa kebaikan dan kebenaran ditegakkan dalam masyarakat.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW juga bersabda:

“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya (kekuasaan). Jika tidak mampu, maka dengan lisannya (nasehat). Dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya (membenci perbuatan tersebut), dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Hadis ini menjelaskan tingkatan dalam nahi munkar, mulai dari merubah dengan kekuasaan, lisan, hingga dengan hati. Ini menunjukkan bahwa setiap Muslim memiliki peran dalam mencegah kemungkaran, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Amar ma’ruf nahi munkar adalah amalan yang memiliki dampak besar dalam kehidupan seorang Muslim dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, kita tidak hanya menjalankan perintah Allah, tetapi juga melindungi diri dan masyarakat dari adzab yang mungkin ditimpakan oleh-Nya. Ustadz Khalid Basalamah dalam ceramahnya mengingatkan betapa pentingnya amalan ini dan bagaimana penerapannya bisa membawa keberkahan serta menolak berbagai bentuk adzab.