Memiliki rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah (SAMARA) adalah impian setiap pasangan Muslim. Rumah tangga SAMARA bukan hanya tempat berteduh, tetapi juga menjadi sumber ketenangan, cinta, dan kasih sayang yang menuntun kita menuju ridha Allah SWT. Menurut Ustadz Adi Hidayat, mewujudkan rumah tangga SAMARA membutuhkan komitmen yang kuat untuk menjalankan ajaran Al-Qur’an dan Hadis dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas tiga pesan penting dalam Al-Qur’an yang diajarkan oleh Ustadz Adi Hidayat untuk membangun keluarga yang SAMARA, yakni dengan berpegang pada prinsip-prinsip keimanan, kasih sayang, dan tanggung jawab.
1. Keimanan sebagai Pondasi Keluarga
Pondasi utama untuk membangun rumah tangga yang SAMARA adalah keimanan. Al-Qur’an menjelaskan bahwa tujuan utama pernikahan adalah untuk meraih ridha Allah dan memperkuat iman bersama pasangan. Dalam QS. Ar-Rum ayat 21, Allah SWT berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang…” Ayat ini menegaskan bahwa pernikahan adalah sarana untuk mencapai ketenangan jiwa dan keimanan.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, salah satu cara untuk menjaga keimanan dalam rumah tangga adalah dengan beribadah bersama. Dengan salat berjamaah, membaca Al-Qur’an, atau mendiskusikan nilai-nilai agama bersama, pasangan dapat saling mengingatkan dan mendukung dalam ketaatan kepada Allah. Keimanan yang kuat akan membentuk ketenangan di dalam hati dan menjauhkan rumah tangga dari konflik yang disebabkan oleh nafsu duniawi.
Selain itu, Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa keimanan yang kokoh akan membuat pasangan saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing. Misalnya, suami bertanggung jawab untuk menjadi pemimpin yang bijak dan adil, sementara istri menjaga kehormatan diri serta mendukung ketaatan suami kepada Allah. Dengan pondasi keimanan yang kuat, setiap keputusan yang diambil dalam rumah tangga akan selalu didasari oleh ketaatan kepada Allah dan bukan oleh keinginan pribadi semata.
2. Kasih Sayang yang Ikhlas dan Tulus
Aspek penting lainnya dalam mewujudkan rumah tangga SAMARA adalah menumbuhkan kasih sayang yang tulus dan ikhlas antara suami dan istri. Al-Qur’an memberikan penekanan khusus pada pentingnya sikap lemah lembut dan kasih sayang dalam rumah tangga. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.”
Kasih sayang yang tulus bukan hanya sekadar emosi sesaat, tetapi merupakan bentuk cinta yang didasari keikhlasan. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa dalam rumah tangga, kasih sayang yang ikhlas akan menumbuhkan perasaan nyaman dan aman di antara pasangan. Kasih sayang ini dapat diwujudkan melalui tindakan kecil sehari-hari, seperti saling menghargai, memberi dukungan, serta memahami perasaan pasangan.
Sebagai contoh, ketika salah satu dari pasangan sedang menghadapi kesulitan, yang lain harus memberikan dukungan penuh dengan sabar. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya dan hendaklah ia memuliakan tamunya, serta hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam konteks rumah tangga, ini berarti setiap pasangan hendaknya saling menghormati dan berkata baik kepada satu sama lain.
Dengan kasih sayang yang ikhlas, konflik kecil dalam rumah tangga akan lebih mudah diselesaikan, karena setiap pasangan akan mendahulukan perasaan cinta dan pengertian daripada ego. Kasih sayang yang tulus inilah yang akan menguatkan ikatan emosional dalam rumah tangga sehingga tercapai keluarga yang harmonis.
3. Tanggung Jawab Bersama dalam Mewujudkan Rumah Tangga SAMARA
Pesan ketiga dari Al-Qur’an untuk membangun rumah tangga SAMARA adalah memikul tanggung jawab bersama. Islam mengajarkan bahwa pernikahan adalah kerja sama antara suami dan istri untuk mencapai tujuan bersama dalam membentuk keluarga yang taat kepada Allah. Dalam QS. At-Tahrim ayat 6, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” Ayat ini menunjukkan bahwa setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketakwaan di dalam rumah tangga.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, salah satu cara memupuk rasa tanggung jawab dalam rumah tangga adalah dengan mengatur peran masing-masing berdasarkan prinsip saling melengkapi. Suami memiliki tanggung jawab untuk menyediakan nafkah dan menjadi teladan dalam kebaikan, sementara istri memiliki peran untuk mendukung suami dan mendidik anak-anak agar mereka tumbuh dalam nilai-nilai Islam. Keduanya harus saling membantu dan bekerja sama dalam membina keluarga.
Dalam sebuah rumah tangga yang SAMARA, tanggung jawab juga meliputi komunikasi yang baik. Setiap pasangan hendaknya memiliki keterbukaan dalam menyampaikan masalah maupun harapan. Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya dialog yang lembut dan saling menghargai dalam menghadapi masalah. Dengan cara ini, rumah tangga dapat terhindar dari salah paham yang bisa memicu pertengkaran.
Ustadz Adi Hidayat juga menegaskan bahwa tanggung jawab dalam rumah tangga bukanlah beban, melainkan amanah dari Allah yang harus dijalankan dengan penuh keikhlasan. Dengan memenuhi tanggung jawab masing-masing, rumah tangga akan menjadi lebih kuat dan dapat menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Mencapai rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah proses yang membutuhkan usaha dan komitmen dari setiap pasangan. Berdasarkan panduan dari Ustadz Adi Hidayat, tiga pesan penting dalam Al-Qur’an yang bisa diterapkan untuk mewujudkan rumah tangga SAMARA adalah menjaga keimanan sebagai pondasi, menumbuhkan kasih sayang yang ikhlas, serta memikul tanggung jawab bersama dalam kehidupan keluarga. Ketiga pesan ini, jika dijalankan dengan sungguh-sungguh, akan menciptakan suasana rumah tangga yang penuh ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan. Semoga dengan mengikuti ajaran Al-Qur’an, kita semua dapat membina keluarga yang SAMARA dan mendapatkan ridha Allah dalam setiap langkah kehidupan.