Jika Mau Selamat , Petunjuk Allah Jangan Didebat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan dan keputusan yang membutuhkan pertimbangan. Sebagai seorang Muslim, kita memiliki panduan yang jelas dari Allah SWT dalam Al-Qur’an dan melalui sabda Rasulullah SAW. Namun, ada kalanya kita cenderung meragukan atau bahkan memperdebatkan petunjuk-petunjuk tersebut. Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya mengingatkan betapa pentingnya mengikuti petunjuk Allah tanpa mempertanyakannya jika ingin selamat di dunia dan akhirat. Artikel ini akan membahas pentingnya taat kepada petunjuk Allah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.

1. Pentingnya Mengikuti Petunjuk Allah Tanpa Keraguan

Allah SWT telah memberikan kita petunjuk yang jelas melalui Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjalani kehidupan ini. Mengikuti petunjuk tersebut adalah kewajiban setiap Muslim. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa: 59).

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa setiap perintah dan larangan dalam Al-Qur’an dan Hadis adalah untuk kebaikan kita sendiri. Ketika kita mencoba untuk memperdebatkan atau mencari-cari alasan untuk tidak mengikuti petunjuk tersebut, kita sebenarnya sedang menjauhkan diri dari rahmat Allah dan merisikokan keselamatan kita di dunia dan akhirat.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah seorang hamba beriman dengan sempurna sehingga dia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam).” (HR. Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa ketaatan kepada petunjuk Allah dan Rasul-Nya adalah bukti keimanan sejati, dan menghindari debat atau penolakan terhadapnya adalah cara terbaik untuk meraih keselamatan.

Baca Juga:  Cara Menguatkan Iman dalam Al-Qur'an & Sunnah

2. Mengapa Petunjuk Allah Tidak Boleh Didebat?

Petunjuk Allah dalam Al-Qur’an dan Hadis adalah mutlak dan sempurna. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa segala yang datang dari Allah pasti memiliki hikmah yang besar, meskipun terkadang kita sebagai manusia tidak langsung memahaminya. Allah SWT berfirman:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Ketika kita mempertanyakan atau mendebat petunjuk Allah, kita sedang mengabaikan fakta bahwa pengetahuan kita terbatas, sedangkan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Tindakan ini bisa menjerumuskan kita ke dalam kesalahan dan jauh dari kebenaran. Karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk menerima petunjuk Allah dengan penuh keikhlasan dan keyakinan.

3. Mengikuti Petunjuk Allah sebagai Bentuk Ketundukan dan Penghambaan

Mengikuti petunjuk Allah tanpa debat adalah bentuk nyata dari ketundukan dan penghambaan kepada-Nya. Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa sikap ini menunjukkan bahwa kita mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah atas segala sesuatu. Allah SWT berfirman:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36).

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang beriman tidak seharusnya memiliki pilihan lain selain mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dengan tunduk kepada petunjuk-Nya, kita menunjukkan ketaatan penuh dan kepercayaan yang total terhadap kebijaksanaan Allah.

4. Contoh dari Kehidupan Rasulullah SAW dan Para Sahabat

Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah teladan terbaik dalam mengikuti petunjuk Allah tanpa mempertanyakannya. Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bagaimana para sahabat tidak pernah mendebat perintah Allah atau Rasul-Nya, meskipun terkadang perintah tersebut tampak berat atau di luar logika manusia. Misalnya, ketika Nabi Muhammad SAW memerintahkan kaum Muslimin untuk berhijrah ke Madinah, para sahabat langsung mematuhi perintah ini tanpa bertanya-tanya mengapa.

Baca Juga:  Keutamaan Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur'an dan Hadis

Begitu pula dalam peristiwa Perang Badr, ketika jumlah kaum Muslimin jauh lebih sedikit dibandingkan musuh, mereka tetap mematuhi perintah Rasulullah SAW untuk berperang dengan penuh keyakinan kepada Allah. Keteladanan ini menunjukkan bahwa ketaatan yang mutlak dan tanpa debat kepada petunjuk Allah adalah jalan menuju kemenangan dan keselamatan.

5. Mengikuti Petunjuk Allah sebagai Jalan Menuju Keselamatan dan Keberkahan

Mengikuti petunjuk Allah adalah kunci keselamatan di dunia dan akhirat. Allah SWT berjanji bahwa siapa pun yang mengikuti petunjuk-Nya akan mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan yang sejati. Allah SWT berfirman:

“Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123).

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ayat ini memberikan jaminan bahwa orang yang mengikuti petunjuk Allah dengan tulus dan ikhlas tidak akan pernah tersesat atau menderita. Sebaliknya, mereka akan mendapatkan perlindungan, rahmat, dan pertolongan dari Allah dalam setiap langkah hidup mereka.

Kesimpulan: Petunjuk Allah Adalah Jalan Keselamatan yang Tidak Boleh Didebat

Mengikuti petunjuk Allah adalah kewajiban setiap Muslim yang beriman. Jangan pernah mendebat atau meragukan apa yang telah ditetapkan oleh Allah, karena setiap perintah-Nya adalah untuk kebaikan kita sendiri. Dengan mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya tanpa mempertanyakan, kita akan mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat, serta meraih ridha dan rahmat Allah.

Sebagai Muslim, mari kita senantiasa berusaha untuk meningkatkan keimanan kita dengan taat sepenuhnya kepada petunjuk Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang selamat dan mendapatkan keberkahan-Nya.