Kenapa Belajar Adab Lebih Lama Dibanding Belajar Ilmu?

Dalam Islam, adab atau etika menjadi fondasi penting sebelum menuntut ilmu. Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya menjelaskan mengapa proses belajar adab sering kali memakan waktu lebih lama dibandingkan belajar ilmu. Mempelajari adab merupakan langkah awal yang tidak bisa diabaikan, karena adab adalah cerminan karakter seorang muslim dan kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu.

Adab sebagai Fondasi Utama

Adab dalam Islam mencakup tata cara berperilaku, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain, termasuk dengan guru dan sesama penuntut ilmu. Sebelum seseorang menuntut ilmu, dia harus terlebih dahulu menguasai adab. Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa belajar ilmu tanpa adab dapat menyebabkan seseorang memiliki pengetahuan, tetapi tidak memiliki kebijaksanaan dan integritas.

Imam Malik pernah berkata:

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.”

Hal ini menunjukkan bahwa adab adalah pondasi yang harus dibangun sebelum ilmu bisa dimanfaatkan dengan benar. Adab mengajarkan seseorang untuk bersikap rendah hati, menghormati guru, dan mengamalkan ilmunya dengan ikhlas.

Proses Panjang dalam Mempelajari Adab

Mengapa belajar adab memerlukan waktu lebih lama? Karena adab adalah sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan karakter, yang memerlukan proses dan pengulangan. Berbeda dengan ilmu yang bisa dipelajari dengan membaca atau mendengarkan, adab harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan memerlukan waktu untuk dibiasakan.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa adab mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk bagaimana seseorang bersikap terhadap orang tua, guru, dan sesama manusia. Setiap aspek memerlukan pemahaman mendalam dan penerapan yang konsisten.

Baca Juga:  Meraih Bahagia Hingga Kehidupan Akhirat

Adab dan Ilmu dalam Al-Qur’an dan Hadis

Al-Qur’an dan Hadis memberikan banyak perhatian pada pentingnya adab. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al-Hujurat: 2)

Ayat ini mengajarkan adab dalam berbicara dan bersikap terhadap Rasulullah SAW, yang juga berlaku dalam interaksi dengan guru dan sesama. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

Ini menunjukkan bahwa salah satu misi utama Rasulullah SAW adalah memperbaiki akhlak umatnya, yang tidak lain adalah adab.

Pentingnya Adab dalam Menuntut Ilmu

Tanpa adab, ilmu bisa menjadi alat yang salah guna. Seorang yang berilmu tetapi tidak memiliki adab dapat menjadi sombong, tidak menghormati orang lain, dan bahkan menyalahgunakan ilmunya untuk tujuan yang tidak baik. Oleh karena itu, adab tidak hanya melengkapi ilmu, tetapi juga menjaga agar ilmu tersebut digunakan dengan benar.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa seorang penuntut ilmu harus selalu mengingat bahwa tujuan akhir dari menuntut ilmu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memberikan manfaat kepada umat. Tanpa adab, tujuan ini bisa melenceng.

Mengapa Belajar Adab Dulu?

Mempelajari adab lebih lama karena adab adalah proses internalisasi nilai-nilai yang mendalam dan berkelanjutan. Berbeda dengan ilmu yang bisa dihafal dan dipahami secara teoritis, adab membutuhkan latihan terus-menerus dan penerapan dalam setiap aspek kehidupan.

Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya dituntut untuk mengetahui apa yang benar, tetapi juga bagaimana cara menyampaikan dan mengamalkannya dengan bijaksana. Ini adalah bagian dari adab yang tidak bisa diabaikan.

Belajar adab lebih lama dibandingkan belajar ilmu karena adab adalah fondasi dari segala sesuatu. Adab membentuk karakter, mengajarkan kesabaran, dan menjadikan ilmu lebih bermanfaat. Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa sebelum menuntut ilmu, seorang muslim harus menguasai adab agar ilmunya berkah dan bermanfaat bagi dirinya serta orang lain.