Orang Beriman Bisa Dilihat Bagaimana Lisannya

Lisan atau ucapan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Apa yang keluar dari mulut seseorang mencerminkan isi hatinya, keimanannya, serta karakternya. Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya menekankan bahwa lisan adalah cerminan dari keimanan seseorang. Oleh karena itu, seorang Muslim sejati harus selalu menjaga ucapannya agar senantiasa sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis.

1. Lisan sebagai Cerminan Iman

Dalam Islam, lisan memiliki peran yang sangat penting. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa lisan bukanlah sekadar alat untuk berbicara, melainkan juga cerminan dari keimanan seseorang. Ucapan yang baik mencerminkan hati yang bersih dan iman yang kokoh, sementara ucapan yang buruk mencerminkan hati yang kotor dan iman yang lemah.

Al-Qur’an juga menekankan pentingnya menjaga lisan. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)

Ayat ini menunjukkan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah menjaga lisannya agar selalu mengucapkan kebenaran dan tidak menyakiti orang lain dengan kata-katanya.

2. Bahaya Lisan yang Tidak Terjaga

Lisan yang tidak terjaga dapat membawa dampak buruk tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah hadis:

“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah kata yang tidak dipikirkan akibatnya, yang menyebabkan dia terjatuh ke dalam neraka lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menggambarkan betapa besar bahaya dari ucapan yang tidak dipikirkan terlebih dahulu. Kata-kata yang keluar tanpa disaring bisa melukai perasaan orang lain, menimbulkan fitnah, dan bahkan merusak hubungan sosial.

Baca Juga:  Tingkatan Asmaul Husna

Al-Qur’an juga menyebutkan bahaya dari lisan yang tidak terjaga dalam surah Al-Hujurat:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).” (QS. Al-Hujurat: 11)

Ayat ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan ucapan kita, karena mengejek atau menghina orang lain dapat merusak hubungan sosial dan menunjukkan kurangnya iman.

3. Menggunakan Lisan untuk Kebaikan

Sebaliknya, lisan yang terjaga dengan baik dapat menjadi sumber kebaikan yang luar biasa. Rasulullah SAW bersabda:

“Perkataan yang baik adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ucapan yang baik dapat memberikan manfaat besar bagi orang lain, seperti memberikan nasihat yang baik, menghibur orang yang sedang dalam kesulitan, atau sekadar menyampaikan kata-kata yang menyenangkan.

Selain itu, dengan lisan, kita dapat memperbanyak dzikir dan doa yang akan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Al-Qur’an memerintahkan kita untuk memperbanyak dzikir:

“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)

Dzikir adalah salah satu bentuk ibadah yang paling mudah dilakukan, dan lisan merupakan alat utamanya. Dengan memperbanyak dzikir, kita tidak hanya menjaga lisan dari ucapan yang tidak baik, tetapi juga memperkuat hubungan kita dengan Allah.

Menjaga lisan adalah salah satu tanda dari keimanan yang kuat. Seorang Muslim harus selalu berhati-hati dengan apa yang diucapkannya, karena lisan yang tidak terjaga dapat membawa dampak buruk yang sangat besar. Sebaliknya, lisan yang digunakan untuk kebaikan akan membawa banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, marilah kita selalu menjaga lisan kita agar selalu sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis, sehingga kita bisa menjadi hamba yang diridhai oleh Allah SWT.