Hidup Sempit di Dunia dan Buta di Akhirat

Al-Qur’an adalah petunjuk hidup bagi umat manusia, berisi peringatan, nasihat, dan arahan yang jelas dari Allah SWT. Salah satu ayat yang sangat penting untuk direnungkan adalah Surah Taha ayat 124. Ayat ini menjelaskan tentang konsekuensi bagi orang yang berpaling dari peringatan Allah, yaitu kehidupan yang sempit di dunia dan kebangkitan dalam keadaan buta di akhirat.

Makna Ayat

Allah SWT berfirman dalam Surah Taha ayat 124:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Artinya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan mendapat penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”

Ayat ini menegaskan bahwa mereka yang mengabaikan peringatan Allah atau berpaling dari Al-Qur’an akan menghadapi dua jenis hukuman: kesempitan hidup di dunia dan kebutaan di akhirat.

Kesempitan Hidup di Dunia

Menurut ayat ini, orang yang berpaling dari peringatan Allah akan menjalani kehidupan yang “sempit” di dunia. Hidup yang sempit di sini bukan hanya terbatas pada kesulitan materi atau kekurangan harta, tetapi juga meliputi kesempitan hati, pikiran, dan perasaan. Mereka mungkin memiliki kekayaan melimpah, tetapi tetap merasa tidak puas, cemas, dan selalu dalam ketidaknyamanan. Ini adalah bentuk siksaan mental dan spiritual yang lebih parah daripada sekadar kekurangan materi.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa “ma’ishatan dankan” atau kehidupan yang sempit ini bisa merujuk pada kegelisahan hati, kecemasan yang berkepanjangan, serta ketidakpuasan yang tidak kunjung hilang, meski seseorang mungkin memiliki segala sesuatu yang diinginkannya di dunia.

Buta di Akhirat

Lebih dari itu, Allah menjelaskan bahwa orang yang berpaling dari peringatan-Nya akan dibangkitkan dalam keadaan buta di hari kiamat. Ini adalah hukuman yang sangat berat, yang menunjukkan bahwa di dunia mereka telah menutup mata terhadap kebenaran dan peringatan Allah, maka di akhirat mereka akan dibangkitkan dalam keadaan kehilangan penglihatan.

Baca Juga:  Orang Yang Paling Merugi Di Dunia

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kebutaan ini bukan hanya kebutaan fisik, tetapi juga kebutaan hati. Mereka akan kehilangan kemampuan untuk melihat dan memahami kebenaran di akhirat, sebagaimana mereka telah menolaknya di dunia.

Hadis yang Menguatkan Ayat Ini

Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW juga menguatkan pesan dari ayat ini. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang. Salah satunya adalah seorang hamba yang Allah berikan ilmu dan harta, lalu ia bertakwa kepada Rabbnya, menyambung silaturahim, dan mengetahui hak Allah atas hartanya, maka ia berada pada kedudukan yang paling mulia. Yang kedua adalah seorang hamba yang Allah berikan ilmu tanpa harta, lalu ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta seperti si Fulan, maka aku akan berbuat seperti yang dia lakukan.’ Maka dia mendapatkan pahala sesuai dengan niatnya, dan pahala keduanya sama. Yang ketiga adalah seorang hamba yang Allah berikan harta tanpa ilmu, lalu ia menyia-nyiakan hartanya tanpa ilmu, tidak bertakwa kepada Rabbnya, tidak menyambung silaturahim, dan tidak mengetahui hak Allah atas hartanya, maka ia berada pada kedudukan yang paling buruk. Yang keempat adalah seorang hamba yang tidak diberikan harta dan ilmu, lalu ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta seperti si Fulan, maka aku akan berbuat seperti yang dia lakukan.’ Maka dosanya sama seperti dosa orang itu.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini menjelaskan bahwa ilmu dan harta yang tidak diikuti dengan ketaatan dan kesadaran akan tanggung jawab kepada Allah hanya akan membawa kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat.

Renungan dan Hikmah

Surah Taha ayat 124 dan hadis yang menguatkannya mengajarkan kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, mengikuti peringatan-Nya, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Mereka yang berpaling dari peringatan Allah tidak hanya akan mengalami kesulitan di dunia, tetapi juga menghadapi hukuman yang lebih berat di akhirat.

Baca Juga:  Peran Wanita Dalam Islam: Stereotip, Realita, Dan Pemberdayaan

Hidup yang tenang dan bahagia hanya bisa diraih dengan mengikuti petunjuk dari Al-Qur’an dan Hadis. Sebaliknya, mereka yang mengabaikan peringatan Allah akan merasakan kesempitan di dunia dan kebutaan di akhirat. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu berpegang teguh pada peringatan Allah dan menjalani hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.

Surah Taha ayat 124 adalah peringatan yang sangat kuat bagi kita semua. Hidup yang tenang, damai, dan bahagia hanya bisa diraih dengan mendekatkan diri kepada Allah, menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Mari kita jadikan ayat ini sebagai pengingat untuk selalu berpegang teguh pada ajaran Islam, agar kita tidak termasuk orang-orang yang berpaling dari peringatan Allah dan merasakan akibat buruknya di dunia dan akhirat.