Tafsir Surah Ali Imran Ayat 173: Mengambil Pelajaran dari Al-Qur’an

Edisi Tafsir Al-Qur’an kali ini adalah Surah Ali Imran, dimana ini adalah surah ke-3 dalam Al-Qur’an, dan ayat 173 dari surah ini menyampaikan pesan yang dalam dan penuh hikmah bagi umat Islam. Ayat ini mengandung pelajaran moral, petunjuk spiritual, serta nasihat yang relevan untuk kehidupan umat manusia. Mari kita telaah bersama makna dan hikmah dari ayat ini berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.

Terjemahan Ayat dan Konteksnya

Ayat 173 dari Surah Ali Imran berbunyi:

اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ۝١٧٣

alladzîna qâla lahumun-nâsu innan-nâsa qad jama‘û lakum fakhsyauhum fa zâdahum îmânaw wa qâlû ḫasbunallâhu wa ni‘mal-wakîl

Terjemahan: “Orang-orang yang kepada mereka dikatakan oleh orang-orang munafik, ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan diri untuk menyerang kamu, maka takutlah kepada mereka’, lalu hal itu tidak menambah iman mereka, dan mereka mengatakan, ‘Cukuplah Allah bagiku; Allah adalah sebaik-baik yang menanggung [urusan].'”

Ayat ini mengisahkan momen ketika orang-orang beriman dihadapkan pada ancaman dan intimidasi dari para munafik. Para munafik mencoba menakut-nakuti mereka dengan mengabarkan bahwa banyak orang telah bersatu untuk menyerang mereka. Namun, reaksi orang-orang yang beriman justru menunjukkan kekuatan iman mereka yang lebih bertambah. Mereka menolak untuk takut kepada manusia dan menyatakan bahwa cukuplah Allah sebagai pelindung dan pengatur segala urusan.

Tafsir Berdasarkan Al-Qur’an

  1. Keteguhan Iman: Ayat ini mengajarkan tentang pentingnya memiliki keteguhan iman di tengah-tengah ujian dan tantangan. Meskipun dihadapkan pada ancaman fisik dan psikologis, orang-orang beriman memilih untuk menguatkan iman mereka kepada Allah. Ini mengingatkan kita untuk tidak tergoda oleh intimidasi atau tekanan dari pihak yang tidak benar, tetapi memilih untuk berpegang teguh pada kebenaran dan iman.
  2. Ketergantungan kepada Allah: Ungkapan “cukuplah Allah bagi kami” menunjukkan tingkat kepercayaan yang mendalam kepada Allah. Ini adalah bentuk tawakkal (berserah diri sepenuhnya kepada Allah) yang menjadi landasan kuat bagi kehidupan seorang mukmin. Ayat ini mengajarkan bahwa dalam menghadapi segala persoalan dan ancaman, yang terpenting adalah bergantung sepenuhnya kepada Allah, karena Dialah yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu.
Baca Juga:  Sesibuk itukah kita mencari Nikmat Allah?

Tafsir Berdasarkan Hadis

Hadis-hadis Nabi Muhammad ﷺ sering kali memberikan penjelasan dan aplikasi dari ajaran Al-Qur’an. Terkait dengan ayat ini, ada beberapa hadis yang relevan:

  1. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Kalimat yang ringan diucapkan lidah dan berat di timbangan, yakni Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil ‘Adzim.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini mengajarkan pentingnya zikir dan pengingat kepada Allah dalam setiap keadaan. Ketika orang-orang beriman mengatakan “cukuplah Allah bagiku”, mereka juga menyadari kekuatan dalam berzikir dan berserah diri kepada Allah.

  1. Dari Anas bin Malik ra., Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang menginginkan agar Allah memberikan kepadanya kebaikan, maka Allah akan memahamkannya dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa orang-orang yang memiliki keteguhan iman dan berserah diri kepada Allah akan diberi petunjuk dan bimbingan dari-Nya. Hal ini mencerminkan sikap orang-orang beriman dalam ayat tersebut yang memilih untuk tidak takut kepada ancaman manusia, karena mereka yakin Allah akan melindungi dan mengatur segala urusan dengan sebaik-baiknya.

Hikmah dan Pembelajaran

Ayat 173 Surah Ali Imran memberikan beberapa hikmah yang dapat diambil untuk kehidupan sehari-hari umat Islam:

  1. Keteguhan dalam Ujian: Belajar untuk memperkuat iman dan tidak goyah meskipun dihadapi dengan ujian dan tantangan yang berat.
  2. Tawakkal kepada Allah: Memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah pelindung yang cukup dan pengatur segala urusan. Ini membantu mengurangi kekhawatiran dan kecemasan dalam menghadapi masalah kehidupan.
  3. Ketegasan dalam Kebenaran: Menegaskan bahwa tidak ada yang lebih penting dalam hidup selain berpegang teguh pada kebenaran dan ketulusan, meskipun itu bisa menimbulkan konflik atau kesulitan.

Ayat ini mengajarkan tentang pentingnya memiliki keteguhan iman, ketergantungan kepada Allah, dan keyakinan bahwa Allah selalu mengatur segala urusan dengan sebaik-baiknya bagi mereka yang berserah diri kepada-Nya. Dengan demikian, kita sebagai umat Islam diajarkan untuk selalu memperkuat iman, meningkatkan ketaqwaan, dan menguatkan ikatan spiritual dengan Allah SWT.

Baca Juga:  Dunia Sebentar Saja, Akhirat Sebentar Lagi

Dengan demikian, ayat ini bukan hanya sebagai cerminan sejarah, tetapi juga sebagai panduan dan inspirasi bagi setiap individu Muslim dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dengan penuh keyakinan dan tawakkal kepada Allah.